Belum lama ini ramai dibicarakan mengenai obat Paracetamol yang dilarang. Nah yang kemudian menjadi pertanyaan adalah tentang alasan kenapa paracetamol dilarang tersebut.
Kita disini akan coba cari tahu apa sebetulnya yang membuat
obat tersebut dilarang. Pastinya ada beberapa faktor yang menyebabkan hal itu
terjadi dan karena itu penting untuk kita tahu jawabannya.
Sebetulnya tidak ada pelarangan secara spesifik, namun pihak Ikatan Dokter anak Indonesia menyebutkan dan menyarankan agar jangan dulu menggunakan paracetamol. Kalau anak mengalami batuk demam, disarankan untuk tidak dulu memberikan obat. Biarkan imun tubuh anak yang merespon masalah yang ada dalam tubuhnya terlebih dahulu.
Latar Belakang Dilarangnya Paracetamol
Sebelum kemudian kita mengetahui penyebab, pertama kita
harus mengetahui latar belakang terlebih dahulu. Nama Paracetamol muncul
sebetulnya belakangan ini karena ada kasus masalah luka ginjal pada anak.
Bahkan terjadi peningkatan yang cukup drastis di berbagai
daerah di Indonesia kasus tersebut terjadi. Para ahli kemudian kebingungan juga
untuk melakukan pencarian informasi salah satu diantaranya tentang informasi
faktor penyebab yang membuat hal itu terjadi.
Belum ada informasi pasti mengenai penyebab utama dari masalah tersebut. Para ahli kesehatan di berbagai Rumah Sakit sedang melakukan berbagai pengujian untuk mengetahui penyebabnya.
Alasan Kenapa Paracetamol Dilarang
Kemudian ketika muncul pertanyaan tentang kenapa paracetamol
dilarang, sebetulnya ini dari salah satu anggapan atau pun juga dugaan mengenai
masalah ginjal luka akut pada anak disebabkan oleh obat Paracetamol.
Ada dugaan bahwa Paracetamol menjadi salah satu faktor
penyebab luka ginjal tersebut. Paracetamol yang dimaksud itu berasal dari India
dan ditakutkan sudah terkontaminasi sama bakteri tertentu yang bisa melukai
ginjal.
Jadi sebetulnya itu alasan mendasar tentang jawaban atas
pertanyaan kenapa paracetamol dilarang. Semoga dengan mendapatkan informasi
yang tepat, anda akan tahu jawaban yang paling sesuai kedepannya melalui rilis
dari kesehatan Indonesia.
0 Comment:
Posting Komentar